Friday, October 31, 2014

Rahasia Hatiku, Bahkan Aku Pun Tak Mengetahuinya

        Terpampang jelas kasur empuk di depan mata, membuat siapapun yang lelah akan berpikir, ‘ahh, surga dunia..’, begitulah setidaknya. Membuang tas selempangannya sembarangan dan akhirnya membiarkan tubuhnya terlentang di atas tempat tidur. Terasa sudah bertahun-tahun, namun faktanya masih 1 minggu. Oh My God~! Rasa bodoh yang bersemayam membuat lupa segalanya, membuat waktu serasa tak berharga, padahal waktu adalah hal yang paling kejam! ‘ahh, aku merindukannya’, batin gadis berumur 15 tahun itu. Tiba-tiba, ia melonjak bangun dari posisi sebelumnya dengan raut wajah yang bodoh, “apa yang aku pikirkan? Ah, tidak tidak, mungkin aku sudah gila!”, kata Yisa sebelum beranjak dari tempat tidurnya untuk membersihkan diri dan otaknya yang sedang tidak waras. Kk~

         Yisa, itulah nama gadis berkulit sawo matang itu. Libur semester yang di dapatnya membuat ia harus memiliki tugas sekolah yang begitu banyak, dan satu hal yang pasti, membuat ia merindukan sesosok pria yang membuatnya nyaman meski ia akan selalu mengelak apabila teringat akan pria itu. Pria yang sudah membuatnya merasa nyaman untuk sekedar berada di dekatnya, pria yang bahkan membuatnya lupa akan cinta sepihak 3 tahunnya dulu. Yah, memang benar sih, seharusnya dia bisa move on, tapi jika di teliti lagi, semua kesetiannya sia-sia. Bahkan, Yisa dulu tak mau mengenal pria selain cinta sepihaknya itu. Hanya satu pria yang bisa mengubah perasaannya. Pria yang bahkan kita tak tahu, apakah berdampak baik bagi kisah cinta yisa selanjutnya atau malah lebih buruk lagi. entahlah, hanya Tuhan yang tahu.

 ~ Malam Hari

         Suara dentingan sendok bersahutan memecahkan kesunyian di malam hari. Mata bulat itu menatap makanan dengan jiwa melayang dimana-mana. Yaps, benar sekali, Yisa melamun.
 “Aigo, yisaya, Apa yang kau lamunkan? Tak baik melamun di depan rezeki. “, tegur Ibu yisa. 
 “eh, maaf Bu. Hehe..”, jawab yisa dengan terkejut sebelum tersenyum lebar dan dibalas senyum tipis oleh sang Ibu. 
 “Bukankah, besok kau sudah masuk sekolah? Apa tugas sekolah sudah terselesaikan semua?”, Tanya Ibu yisa sebelum tangannya menjangkau air putih yang menandakan bahwa beliau sudah selesai makan. 
 “Iya, Bu. Sudah selesai semua, yisa kan anak rajin.”, jawab yisa. Memang patut yisa berbangga diri, sebab ia adalah siswa rajin di kelasnya meski tak pernah mendapat rangking 5 besar, kenapa bisa begitu? Yah, karna yisa mempunyai tekad bahwa ia tak akan pernah mau menjadi juara kelas, ia hanya ingin menjadi orang dengan prestasi yang sederhana saja. Maka dari itu, setiap kali ujian sekolah,ia tak akan pernah belajar dengan keras, sehingga mau tak mau, ia hanya mengandalkan logika saja saat mengerjakannya. Dan itu pun tak akan benar 100% kan? Hahaha, lucu sekali tekadnya. Dan akhirnya, selesailah makan malam saat itu tanpa seorang ayah di kursi ujung seperti beberapa waktu lalu. Ayah yisa sedang bekerja keluar kota sejak 3 hari yang lalu untuk mengerjakan proyek yang menjadi kewajibannya. 
 “Selamat Malam eomma.”, kata yisa sebelum melangkahkan kakinya ke kamar tidurnya yang nyaman untuk bermimpi indah. 
“Selamat Malam, Yisa!”

~~~
       
        Hujan rintik mengunjungi kota yang kaya akan mitos tersebut. Membuat gadis smk itu sedikit terkena rintikan hujan.
 “Akhirnya, hujan yang ku tunggu-tunggu dating juga.”, seru yisa setelah tiba di depan kelas . Tiba-tiba ada tepukan di pundak yisa yang membuat ia sedikit kaget. 
"hei, hujan yang kau tunggu dari dulu akhirnya turun tuh!”, seru Dabin, sahabat yisa.
 “iya, hehe.”, jawab yisa. “ehm, ngomong-ngomong, kau tak rindu padaku?”, Tanya dabin 
“heloo, tak mungkin keleus, weeekkkk!!”, sahut yisa sebelum beranjak dari depan kelas untuk menaruh tas sekolah di bangkunya. 
“Yisaaaaaa!!!!”, teriak Dabin. Yah, begitulah pertemanan mereka. Saling jahil, saling menyebalkan, dan pastinya sangat erat. Yisa tidak hanya berteman dengan dabin saja, banyak sekali teman yisa yang dapat membuat gadis itu tertawa lebar.
         Bel masuk pun berbunyi. Waktu berdo’a sebelum belajar pun di mulai. Ada seorang gadis sedang tersenyum-senyum sendiri setelah curi-curi pandang terhadap sesosok pria yang membuat kupu-kupu beterbangan dalam perutnya meski sekedar melihat dari sudut pandang matanya. 
“apa yang kau lakukan saat liburan semester sehingga membuatmu menjadi orang gila dengan senyum-senyum sendiri seperti itu?”, Tanya dabin dengan raut wajah bingung karena kelakuan teman sebangkunya yang menurutnya aneh itu. 
“ bukankah kita sering kerja kelompok karna tugas terkutuk yang tak ada selesai nya ini?? Apa lah kau ini? Jangan-jangan, yang kerja kelompok denganku dan teman-teman dulu bukan kau, hingga kau bahkan tak mengingatnya!”, sahut yisa dengan senyum evil. 
“salah sendiri senyum-senyum tak jelas. Memangnya, apa sih yang ada di pikiranmu?”, Tanya yisa setelah mengerucutkan bibirnya. 
“haha, bukannya begitu. Ada suatu hal yang membuatku akhir-akhir ini menjadi senang setiap dating ke sekolah.”, jawab yisa enteng. 
“Eoh, benarkah? Memangnya apa?”, Tanya dabin. 
“Bahkan, aku pun tak tahu itu.”, jawab yisa enteng 
“yah, apa lah kau ini…. Aku kepo!!”, sahut dabin dengan wajah tak percaya dan ingin tahunya. 
“ehh, apaan tuh kepo?”, Tanya yisa dengan alis menyatu 
“hah, kepo tuh kepingin tahu! Huh, ndeos!!”, jawab dabin dengan ketus. 
“Terserah lah, ada ada saja!”, seru yisa sok cuek. 
“Tapi, bagaiman dengan yang ta….”, sahut dabin sebelum teguran sang guru menggelegar. 
“Dabin, Yisa, Diam atau keluar dari pelajaran saya~!!”, tegur sang ibu guru. 
“Tidak bu, maaf!”, sahut mereka berdua bebarengan dengan akhir saling menyalahkan dengan saling menyenggol kaki masing-masing. Ada ada saja mereka.
          Mereka -–Yisa Dan Teman-temannya--- pulang bersama dengan menaiki angkutan umum sambil bercanda ria, saling senggol menyenggol satu sama lain dan berakhir dengan tertawa bersama. ‘Mereka lah teman terbaikku, Dan dia lah cintaku ---Sambil melirik sesosok pria yang mengendarai sepeda motornya, sesosok pria yang membuat ia memiliki perasaan yang tak seharusnya, perasaan yang bahkan gadis itu tak tahu apa-- .’ 
‘Sampai jumpa lagi...’ 
‘ Mungkin, aku mencintaimu’. Batin Yisa seorang diri sebelum menaiki angkutan umum yang akan membawanya pulang menemui Ibu tercinta. 

  SELESAI



No comments:

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kunjungannya.